Jakarta – Pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke-78, Kamis, 5 Oktober 2023, Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo, yang akrab disapa Jokowi mengemukakan jika modernisasi alat utama sistem senjata (Alutsista) TNI sangat diperlukan.
Namun dalam pidatonya tersebut, Jokowi juga mengutarakan bahwa keuangan atau anggaran negara di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sangat terbatas dan yang harus dialokasikan untuk kebutuhan rakyat sangatlah besar.
Oleh sebab itu, Presiden Ketujuh RI itu mengingatkan agar belanja Alutsista harus dilakukan dengan bijak, baik besaran maupun peruntukannya. Modernisasi Alutsista menurutnya memang harus menjadi bagian penting dari investasi pengembangan industri pertahanan (inhan) di dalam negeri, sehingga harus didorong transfer teknologi, peningkatan sumber daya manusia dan harus diutamakan produk dalam negeri.
Terakhir, presiden juga meminta agar anggaran yang dimiliki, karena sulit dalam mengumpulkan dan mendapatkannya dan merupakan uang yang berasal dari rakyat, sedapat mungkin harus dibelanjakan dan diputar kembali untuk rakyat.
Industri Pertahanan Global
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, berbagai dinamika yang terjadi di Indonesia tidak dapat dilepaskan, bahkan bertali temali erat dengan perkembangan yang terjadi di dunia. Salah satu sektor paling penting dalam ekonomi dunia yang memainkan peran kunci dalam menjaga stabilitas dan keamanan nasional setiap negara adalah inhan global.
Pada tataran global, inhan terdiri dari berbagai sektor yang menciptakan, mengembangkan, dan memproduksi peralatan, teknologi, serta sistem yang dibutuhkan untuk tujuan pertahanan dan keamanan (Hankam). Mulai dari produksi senjata baik ringan maupun berat, kendaraan militer, teknologi komunikasi, sistem pertahanan rudal, hingga peralatan keamanan siber. Inhan merupakan industri strategis yang berkaitan erat dengan kepentingan negara dalam menjaga kedaulatan dan keamanan nasional.
Teridentifikasi Ada Tiga Tren Dalam INHAN Global.
Pertama, revitalisasi Militer yang tengah dilakukan di beberapa negara; contohnya di tiga negara, yang memiliki anggaran pertahanan besar seperti Amerika Serikat (AS) Rusia, dan Tiongkok, telah dirilis program revitalisasi militer dengan fokus pada modernisasi peralatan, perangkat lunak, dan teknologi pertahanan. Revitalisasi dilakukan untuk menjawab tantangan global yang terus berkembang dan meningkatnya ancaman keamanan.
Kedua adalah inovasi teknologi yang dilakukan berdasarkan kepada perkembangan teknologi, termasuk kecerdasan buatan, kecanggihan siber, hingga teknologi terkait ruang angkasa, yang telah menjadi fokus utama dalam pengembangan alat-alat pertahanan. Penerapan teknologi seperti yang telah dikemukakan dapat memberikan keunggulan strategis bagi negara-negara yang mampu mengintegrasikan dan memanfaatkan untuk memperkuat angkatan perangnya.
Terakhir atau ketiga adalah kolaborasi internasional; pada saat ini Negara-negara di dunia semakin menyadari jika kerja sama internasional dalam pengembangan dan produksi peralatan pertahanan adalah langkah yang penting untuk mengurangi biaya, mempercepat pengembangan, dan meningkatkan interoperabilitas antara alat-alat pertahanan. Contohnya adalah pembangunan pesawat jet tempur Eurofighter yang pada awalnya merupakan kerjasama lima negara yaitu Inggris, Italia, Jerman, Spanyol dan Prancis.
Tantangan Masa Depan
Di tengah laju perkembangan yang menunjukkan tren positif, inhan global juga menghadapi sejumlah tantangan signifikan. Tercatat ada tiga tantangan yang perlu dirumuskan solusinya.
Pertama, biaya tinggi; pengembangan teknologi militer yang canggih dan produksi peralatan pertahanan membutuhkan biaya yang sangat tinggi. Tingginya biaya dapat berpotensi memberikan tekanan besar terhadap anggaran pertahanan sebagai salah satu bagian penting dalam APBN masing-masing negara.
Kedua, eskalasi persaingan yang sengit antar negara-negara besar untuk mencapai dominasi dalam teknologi militer dapat meningkatkan ketegangan geopolitik dan meningkatkan risiko konflik antar negara.
Ketiga, ancaman keamanan siber; Pada saat ini serangan siber semakin sering digunakan dalam konflik modern. Oleh sebab itu dibutuhkan perlindungan infrastruktur pertahanan dari ancaman siber.
Dari uraian di atas, terlihat jelas jika inhan global adalah bagian integral dari keamanan dan stabilitas dunia. Tren terkini menunjukkan fokus pada modernisasi, inovasi teknologi, dan kolaborasi internasional.
Namun, tantangan seperti biaya tinggi, eskalasi persaingan hingga ancaman siber membutuhkan perhatian serius untuk merumuskan rencana strategis di masa depan. Kebijakan pertahanan yang tepat beserta format kerja sama antarnegara adalah kunci untuk menjaga keamanan global.
Industri Pertahanan Nasional
Sebagai negara terbesar di kawasan, Inhan di Indonesia merupakan salah satu elemen penting dalam upaya mempertahankan kedaulatan, keamanan, dan stabilitas di Asia Tenggara bahkan Asia. Sebagai salah satu negara terbesar di Benua Asia, Indonesia memiliki inhan yang berkembang dengan karakteristik dan tantangan tersendiri. Berikut tiga perkembangan yang dapat dikemukakan berdasarkan yang telah dikemukakan oleh Presiden RI pada upacara peringatan HUT TNI ke-78 pada 5 Oktober 2023.
Pertama, kemandirian dalam produksi; RI memang telah berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam memproduksi peralatan pertahanan secara mandiri. Mulai dari pembuatan senjata, alutsista, hingga perangkat komunikasi. Peningkatan kemampuan produksi penting dalam mengurangi ketergantungan pada impor alutsista.
Kedua, modernisasi alutsista; Pemerintah RI telah meluncurkan program-program modernisasi untuk menggantikan peralatan yang sudah tua dengan yang lebih modern dan mutakhir. Mulai dari akuisisi pesawat angkut hingga tempur, kapal perang maupun kapal selam.
Terakhir atau ketiga adalah kerja sama internasional; RI telah menjalin kerja sama dengan negara-negara lain dalam pengembangan teknologi militer, transfer teknologi, dan latihan bersama (Latma) dengan beberapa negara. Mulai dari Australia, Amerika Serikat hingga negara tetangga yaitu Singapura. Latma membantu RI memperoleh akses ke teknologi tinggi dan pelatihan perang modern yang sangat dibutuhkan oleh TNI.
Dari uraian yang dikemukakan, Inhan di Indonesia memang terlihat mulai mengarah kepada perkembangan signifikan dalam upaya meningkatkan kemandirian dan modernisasi Alutsista. Namun, berbagai tantangan seperti keterbatasan anggaran, teknologi dan inovasi, kesiapan sumber daya manusia, harus segera diatasi dengan menerapkan strategi yang tepat.
Strategi yang diterapkan harus dapat menjadikan Inhan di Indonesia dapat terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan pertahanan negara dengan efektif. Terakhir, sebelum mengakhiri artikel singkat ini perlu diutarakan kembali jika upaya pemerintah dan kerja sama internasional akan memainkan peran penting dalam mengatasi tantangan dan mendorong kemajuan inhan di Indonesia.[Adm]