Jakarta – Ada tiga hal yang dapat dijadikan parameter untuk memproyeksikan Industri Pertahanan (Inhan) Indonesia hingga sepuluh tahun ke depan. Kesenjangan yang besar antara gerak arah inhan global dengan gerak arah inhan Indonesia.
Pertama terkait dengan geopolitik terkait transisi ekonomi. Kedua terkait dengan teknologi-teknologi yang akan berkembang pesat ke depan. Terakhir atau ketiga adalah perubahan karakter dari pelaku inhan.
Ketiga parameter tersebut diungkapkan oleh Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Republik Indonesia (RI), Andi Widjajanto ketika menjadi pembicara utama (Keynote Speaker) pada Seminar bertajuk “Klasterisasi Industri Pertahanan untuk Tingkatkan Daya Saing di Kancah Global”, yang digelar di Studio Jawa Pos Multimedia (JPM) TV, Graha Pena, Jakarta Selatan, Rabu, 22 Februari 2023.
Parameter pertama telah diuraikan dalam artikel bertajuk “Perang di Masa Depan, Alutsista, dan Industri Pertahanan Indonesia”.
Selanjutnya, artikel berjudul “Pergeseran Teknologi Militer dan Perang Masa Depan” telah memaparkan parameter kedua.
Terkait dengan parameter ketiga, dalam seminar yang digelar oleh Forum Komunikasi Industri Pertahanan (Forkominhan), Andi mengemukakan jika sejak tahun 1980-an, ketika Amerika Serikat (AS) dipimpin Presiden Ronald Reagan, sudah terjadi penyederhanaan konsolidasi inhan baik di AS maupun Eropa.
Dampak dari penyederhanaan dan konsolidasi tersebut, pada saat ini hanya terlihat beberapa pemain kuat di Inhan. Baik di bidang dirgantara, maritim, persenjataan konvensional berat maupun penginderaan.
Konsolidasi di Indonesia
Menurut Andi yang pernah menjabat sebagai Menteri Sekretaris Kabinet (Menseskab) pada awal pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), tampaknya konsolidasi inhan akan terus terjadi. Sehingga dunia inhan ke depan akan betul-betul dikuasai dan dikendalikan mungkin hanya oleh 20 inhan besar.
Mengenai Indonesia yang baru saja melakukan proses pembentukan holding inhan melalui DEFEND ID, yang bercita-cita dalam waktu tiga tahun ke depan akan mampu menerabas menjadi salah satu dari 50 besar inhan global, menurut Andi, karakter dari DEFEND ID belum terlalu pas dengan karakter yang sudah muncul di Inhan global.
Contoh yang dikemukakan adalah ketika perang Rusia dengan Ukraina pecah, inhan global justru sudah menunjukkan kemampuan mereka mengantisipasi dan beradaptasi dengan Perang Rusia-Ukraina.
Menurutnya dengan buntunya atau disrupsi yang terjadi di rantai pasok industri global, sehingga dalam waktu enam bulan, sejak Februari sampai kira-kira Agustus 2022, saham-saham inhan global menjadi safe haven dari pasar keuangan dunia.
Namun Andi menyayangkan hal tersebut tidak tampak pengaruhnya ke inhan Indonesia. Dengan kata lain, dia menegaskan ada kesenjangan yang besar antara gerak arah inhan global dengan gerak arah inhan Indonesia. Inhan Indonesia tampaknya patah sama sekali dari kecenderungan yang terjadi di Inhan global.
Sebelum mengakhiri presentasinya, Andi mengingatkan dengan berbekal tiga variabel tersebut, yang pertama terkait dengan geopolitik terkait dengan transisi ekonomi, yang kedua terkait dengan teknologi-teknologi yang akan berkembang pesat ke depan dan ketiga tentang bentukan-bentukan baru atau karakter baru inhan global maka tantangan utama dari Forkominhan adalah menawarkan adaptasi dan inovasi yang harus dilakukan inhan Indonesia.
Andi mengharapkan Inhan Indonesia yang sekarang motornya ada di DEFEND ID, sudah bisa dimungkinkan ada konsorsium global. Di Indonesia, menurutnya sudah memungkinkan ada gerak industri pertahanan swasta, sehingga mampu tetap bergerak relevan mengatasi disrupsi-disrupsi yang ada terkait dengan tiga variabel utama tersebut.
Pekerjaan Rumah (PR) besar menanti di depan. Namun PR tersebut menghadirkan peluang-peluang Inhan Indonesia bisa tumbuh, adaptif dan berinovasi untuk tetap relevan sehingga jika perang harus terjadi di tahun 2030, Indonesia memiliki kesiapan operasional untuk melakukan pertempuran-pertempuran yang didukung oleh kapasitas mandiri dari inhan nasionalnya.
Forkominhan
Perlu digarisbawahi, dalam pemaparannya mengenai tiga parameter untuk memproyeksikan Inhan Indonesia hingga sepuluh tahun ke depan, Gubernur Lemhanas tidak lupa mengemukakan tantangan utama dari Forkominhan. Menurutnya, Forkominhan dapat menawarkan adaptasi hingga inovasi yang harus dilakukan inhan Indonesia.
Terkait dengan adaptasi hingga inovasi yang harus dilakukan inhan Indonesia, Forkominhan sebagai sebuah lembaga tangki pemikir (think thank) akan selalu siap sedia (stand by) jika dibutuhkan untuk memberi masukan maupun berdiskusi oleh seluruh pemangku kepentingan (stakeholders). Mulai dari lembaga legislatif yang terkait, dalam hal inhan tentu saja Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat-Republik Indonesia (DPR-RI), eksekutif yaitu Kementerian Pertahanan (Kemhan) beserta seluruh jajarannya. Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari tiga matra baik darat, laut maupun udara.
Selain itu juga perusahaan negara atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di inhan, yang kini telah disatukan dalam holding bernama DEFEND ID. Terakhir namun tidak kalah penting adalah Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) inhan di Indonesia.
Forkominhan, sesuai dengan nama dan cita-citanya akan selalu hadir untuk mengkomunikasikan berbagai lini di inhan. Jika negara-negara lain bisa meraih kemajuan yang signifikan dalam pembangunan inhan, Indonesia juga harus dapat melakukan hal serupa.
Berbagai lini yang selama ini belum dapat berkomunikasi dengan baik satu sama lain akan dijembatani oleh Forkominhan. Beragam potensi yang ada harus didorong kemajuannya semaksimal mungkin. Dukungan hingga kemauan politik (political will) harus terus digalang tanpa henti.
Sebagai institusi think tank yang harus selalu siap sedia menjalankan amanah yang dipercayakan, Forkominhan juga selalu terus menerus melakukan pembaharuan (update) sekaligus pemutakhiran (upgrade). Berbagai dinamika yang terjadi pada tataran internasional akan selalu dipantau, karena kami sadar tidak ada yang abadi selain perubahan itu sendiri.
Beragam analisa terkait dengan pergeseran kekuatan hingga perubahan teknologi seperti yang telah disampaikan Gubernur Lemhanas akan selalu dihadirkan oleh Forkominhan dalam kajian-kajiannya.
Terakhir sekaligus yang terpenting, Forkominhan selalu siap berinteraksi dan berkomunikasi dengan siapapun yang peduli dengan kemajuan inhan di Indonesia. Melalui website, akun-akun resmi (official) di media sosial seperti instagram hingga twitter , Forkominhan selalu stand by selama 24 jam sehari dan tujuh hari seminggu (24/7).
Pada akhirnya, berbagai persoalan hingga kesalahan yang pernah terjadi di masa lalu harus dijadikan pelajaran oleh seluruh stakeholder inhan di Indonesia.
Sekarang, dengan bekal pengalaman dan pelajaran, adalah saat yang paling tepat untuk menyongsong kemajuan inhan dengan mengedepankan semangat kerja sama antar berbagai lini. Mulai dari pemerintah, DPR, BUMN hingga BUMS. Forkominhan akan selalu hadir sebagai bagian dari solusi (part of the solution), bukan bagian dari masalah (part of the problem). {}