Turki Bersedia Berkerja Sama dengan Indonesia dalam Produksi Rudal Jelajah Antikapal

JAKARTA – Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Muhammad Ali, mengungkapkan bahwa Turki berkeinginan untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia dalam pembuatan rudal jelajah antikapal di dalam negeri. Saat jumpa pers selepas upacara penyambutan Satgas MTF TNI KONGA XXVIII-N UNIFIL di Dermaga Kolinlamil, Jakarta, Selasa (6/2/2024).

Rencana kerja sama ini merupakan bagian dari alih teknologi dari kontrak pembelian 45 unit rudal Atmaca, yang diproduksi oleh perusahaan Turki, Roketsan. Rudal-rudal ini akan melengkapi 41 kapal perang TNI AL yang sedang dalam program peremajaan.

“Rudal ATMACA ini cukup bagus juga, sekelas Harpoon, sekelas Exocet, tetapi buatan Turki, dan ini dari Turki rencananya bersedia buat kerja sama dengan produk lokal, dengan komponen lokal, nanti (itu) bisa diharapkan menjadi rudal nasional. Tetapi itu masih pembicaraan lebih lanjut, belum final,” ungkap Laksamana Ali Seperti dikutip dari Antaranews.

Menurut Ali, alih teknologi ini akan melibatkan industri pertahanan dalam negeri sebagai mitra untuk memenuhi komponen lokal dalam pembuatan rudal jelajah antikapal. Meskipun demikian, Ali menekankan bahwa hal ini masih dalam tahap pembicaraan lebih lanjut.

Sebelumnya, pemerintah Indonesia telah memberikan kontrak untuk akuisisi 45 unit rudal Atmaca, yang juga meliputi unit peluncur serta terminal pendukung. Kontrak ini diberikan kepada perusahaan pertahanan lokal, PT Republik Defensindo, yang bertindak sebagai agen penjualan untuk pengadaan batch awal. Rudal-rudal ini direncanakan akan dipasang pada beberapa kapal perang seperti korvet Fatahillah class, korvet Parchim class, dan Kapal Cepat Rudal (KCR) FPB-57.

Meski demikian, TNI AL masih dalam proses mempelajari kapal-kapal mana yang akan dipersenjatai dengan rudal Atmaca. Ali menyebut bahwa proses modernisasi 41 kapal tersebut sudah mencapai 40 persen, dengan sejumlah kapal sudah diperbaiki bagian badannya.

Rudal Atmaca sendiri merupakan rudal anti-kapal yang memiliki kecepatan subsonik Mach 0.85 dan daya jelajah hingga 200 kilometer. Dengan berat hulu ledak 250 kilogram, rudal ini memiliki panjang sekitar 5,2 meter dan diameter 350 mm. Dukungan dari microturbo engine Safran TR40 membuat rudal Atmaca menjadi salah satu rudal yang canggih dalam kelasnya.

Ali menambahkan bahwa potensi kerja sama dengan Turki ini masih menjadi pembicaraan lebih lanjut, namun hal ini membawa harapan bahwa Indonesia dapat mengembangkan rudal nasional dengan dukungan teknologi dari luar.[Po/adm]

Artikel Lainnya